WASHINGTON (Berita SuaraMedia) – Sudah 54 tahun sejak FBI meluncurkan perang rahasia melawan pembangkang politik yang dikenal sebagai program kontra-intelijen atau yang lebih terkenal dengan akronimnya, COINTEL-PRO.
Itu adalah sebuah program yang terkubur dalam buku-buku sejarah Amerika, sebuah era yang terkenal di antara korban-korbannya sebagai perang kotor Amerika melawan warga negaranya sendiri.
Sasaran dari program ini antara lain adalah Partai Black Panther, Partai Komunis Amerika, Ku Klux Klan, Partai Pekerja Sosialis, New Left, Pelajar untuk Masyarakat Demokratis, Gerakan India Amerika, Gerakan Chicano, Gerakan Pembebasan Puerto Rico, kelompok-kelompok komunis, organisasi anti-perang, bintang-bintang Hollywood yang bersimpati pada kelompok-kelompok itu, dan para pemimpin hak-hak sipil.
Dipicu oleh ketakutan McCarthyisme dan pertumbuhan radikalisme, tujuan COINTEL-PRO sederhana: melemahkan dan menghancurkan gerakan populer dengan segala cara.
Imam Abdul Alim Musa adalah anggota Black Panther cabang Oakland. Dia ingat inflitrasi dan destabilisasi.
FBI juga mengejar Gerakan Chicano, yang menjadi seterkenal Brown Berets dan Gerakan Pembebasan Puerto Rico.
Carlos Montes adalah salah satu Brown Berets yang asli. Montes mengatakan, "FBI bekerjasama dengan LAPD dan sheriff untuk mengawasi Brown Berets dan gerakan Chicano lokal. Kami adalah korban dari provokator agen, infiltrasi polisi. Mereka berusaha menghasut anggota kami untuk melakukan kekerasan agar mereka bisa ditahan, dan mereka melakukannya dan kami mengetahui setelah tertangkap."
Naji Mujihad, direktur Black August, sebuah organisasi yang bekerjasama erat dengan Political Prisoners, mengatakan, "Dalam memo internal FBO, ada beberapa pemimpin kulit hitam yang mereka identifikasi secara khusus seperti Pendeta Martin Luther King."
COINTEL-PRO juga terlibat dalam penulisan surat, artikel, dan newsletter palsu untuk menciptakan permusuhan terhadap kelompok-kelompok radikal yang telah menyatukan kekuatan.
Ketika COINTEL-PRO dipublikasikan, muncul kemarahan besar. Kongres menuduh FBI melakukan pengawasan ilegal terhadap warga negara AS dan memulai proses perubahan hukum terkait apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan oleh pemerintah.
COINTEL-PRO dibubarkan secara resmi tahun 1970an, tapi tidak seorangpun yang dituntut secara resmi untuk bertanggung jawab. Sejak saat itu militerisasi penentangan terhadap pembangkang politik oleh pemerintah telah meningkat.
"Ini bukan tentang terorisme, ini tentang melemahkan penentangan politik atau apa yang dipandang pemerintah sebagai sudut pandang politik yang tidak populer," ujar Claude Marks, sutradara film "Freedom Archives" dan "COINTEL-PRO 101". (rin/rt)
Itu adalah sebuah program yang terkubur dalam buku-buku sejarah Amerika, sebuah era yang terkenal di antara korban-korbannya sebagai perang kotor Amerika melawan warga negaranya sendiri.
Sasaran dari program ini antara lain adalah Partai Black Panther, Partai Komunis Amerika, Ku Klux Klan, Partai Pekerja Sosialis, New Left, Pelajar untuk Masyarakat Demokratis, Gerakan India Amerika, Gerakan Chicano, Gerakan Pembebasan Puerto Rico, kelompok-kelompok komunis, organisasi anti-perang, bintang-bintang Hollywood yang bersimpati pada kelompok-kelompok itu, dan para pemimpin hak-hak sipil.
Dipicu oleh ketakutan McCarthyisme dan pertumbuhan radikalisme, tujuan COINTEL-PRO sederhana: melemahkan dan menghancurkan gerakan populer dengan segala cara.
Imam Abdul Alim Musa adalah anggota Black Panther cabang Oakland. Dia ingat inflitrasi dan destabilisasi.
FBI juga mengejar Gerakan Chicano, yang menjadi seterkenal Brown Berets dan Gerakan Pembebasan Puerto Rico.
Carlos Montes adalah salah satu Brown Berets yang asli. Montes mengatakan, "FBI bekerjasama dengan LAPD dan sheriff untuk mengawasi Brown Berets dan gerakan Chicano lokal. Kami adalah korban dari provokator agen, infiltrasi polisi. Mereka berusaha menghasut anggota kami untuk melakukan kekerasan agar mereka bisa ditahan, dan mereka melakukannya dan kami mengetahui setelah tertangkap."
Naji Mujihad, direktur Black August, sebuah organisasi yang bekerjasama erat dengan Political Prisoners, mengatakan, "Dalam memo internal FBO, ada beberapa pemimpin kulit hitam yang mereka identifikasi secara khusus seperti Pendeta Martin Luther King."
COINTEL-PRO juga terlibat dalam penulisan surat, artikel, dan newsletter palsu untuk menciptakan permusuhan terhadap kelompok-kelompok radikal yang telah menyatukan kekuatan.
Ketika COINTEL-PRO dipublikasikan, muncul kemarahan besar. Kongres menuduh FBI melakukan pengawasan ilegal terhadap warga negara AS dan memulai proses perubahan hukum terkait apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan oleh pemerintah.
COINTEL-PRO dibubarkan secara resmi tahun 1970an, tapi tidak seorangpun yang dituntut secara resmi untuk bertanggung jawab. Sejak saat itu militerisasi penentangan terhadap pembangkang politik oleh pemerintah telah meningkat.
"Ini bukan tentang terorisme, ini tentang melemahkan penentangan politik atau apa yang dipandang pemerintah sebagai sudut pandang politik yang tidak populer," ujar Claude Marks, sutradara film "Freedom Archives" dan "COINTEL-PRO 101". (rin/rt)
Sumber : suaramedia.com
0 comments:
Silahkan komentarnya gan sekalian tinggalin jejek tapi jangan nyepam